Blogger news

Saturday, December 6, 2014

IMPOR DARI ANGOLA SUDAH TEPATKAH

6:33 AM





Sonangol EP namanya ramai di perbincangkan menyangkut kerjasamanya dengan pemerintah Indonesia soal pembelian minyak mentah.
Grup Sonangol EP dikuasai konglomerat China bernama Sam Pa merupakan kongsi lama Surya Paloh. Tahun 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana 200 juta dollar AS ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu.
Untuk kita ketahui bersama bahwa Surya Energi adalah pemilik 75 persen saham PT Asri Darma Sejahtera. Sementara 25 persen saham perusahaan ini  dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa  Timur. Asri Darma inilah yang memboyong 4,5 persen saham blok minyak jumbo di Cepu

Apakah benar dengan membeli minyak dari Angola akan memberikan penghematan kepada negara sebesar 25 persen? Sebelum kita terjebak dengan keuntungan karena diskon USD15 bbl dari harga pasar minyak dunia dan penghematan Pemerintah sekitar Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun, sebaiknya kita perlu mempertanyakan kenapa pemerintah Angola melalui Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan discount sekitar 25 persen, apa pertimbangannya dan apa kepentingannya? Mengapa mereka tidak memberlakukan hal yang sama kepada negara lain yang juga banyak membutuhkan pasokan minyak.

Dan juga yang harus diketahui oleh masyarakat tentang harga jual minyak murah 25 persen itu seperti apa. Apakah harga jual minyak dari Sonangol lebih murah 25 persen dari standar harga minyak dunia. Jika saat ini harga minyak dunia rata rata diangka USD86 per barel, maka apakah Sonangol akan menjual ke Indonesia dengan harga di sekitar USD64,5 per barel?

Selain itu, perlu diteliti, apakah Sonangol EP menguasai 100 persen hasil minyak yang dihasilkan dari negaranya.
“Sebab, berdasarkan data Energy Intelegence Research, yang mereka lansir pada 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di negeri Angola yang bekerjasama dengan Sonangol EP, NOC-nya Angola.

Menurut Data pihak Energy Intelegence Research , sebuah badan internasional yang menghimpun data terkait perusahaan migas diseluruh dunia, saham perusahaan minyak lainnya itu dalam pengelolaan migas di Angola prosentasenya bahkan lebih besar dari pihak Sonangol EP.

Energi Intelegence Research merilis bahwa jenis crude asal Angola terdiri dari lima jenis yakni :
v  Untuk Crude Jenis Cabinda yang untuk pengelolaan jenis crude ini terdapat saham Chevron sebesar 39,2 persen, Total 10 persen, Eni 9,8 persen, dan Sonangol 41 persen.

v  Untuk Crude Jenis Girassol, Total dan Sonangol 40 persen, Exxon 20 persen, BP 16,67 persen, dan Statoil 23,33 persen.

v  Untuk Crude Jenis Kisasanje Blend, Exxon 40 persen, BP 26,6 persen, ENI 20 persen, dan Statoil 13,33 persen.

v  Untuk Crude Jenis Kuito, Chevron 31 persen, Sonangol 20 persen, Total 20 persen, ENI 20 persen, dan Petrogal 9 persen.

v  Untuk Crude Jenis Cabinda, Chevron 39,2 persen, Sonangol 41 persen, Total 10 persen, dan ENI 9,8 persen. “Logikanya, untuk menjual minyak kemanapun, tentunya harga jualnya harus berdasarkan persetujuan dari pihak tersebut,” sebut Sofyano.
Dan pemerintah perlu mempertanyakan, apakah perusahaan minyak yang menguasai  juga setuju pihak Sonangol menjual minyak ke Indonesia dengan harga yang lebih murah 25 persen ketimbang mereka menjual ke negara lain.
Dengan menjual ke Indonesia dengan harga murah tersebut, apakah tidak akan timbul konflik kepentingan antar perusahaan yang telah lama bekerjasama dengan Sonangol EP tersebut. “Jika yang dimaksud menghemat 25 persen itu adalah harga jual atau diskon untuk harga minyak Angola jelas itu sangat tidak bisa dipercaya begitu saja.  

Presiden Joko Widodo telah menandatangani perjanjian kerja sama pembelian minyak dengan Wakil Presiden Angola Manuel Domingos Fincente di Istana Merdeka, Jumat 31 Oktober 2014.
Setelah perjanjian ini ditandatangani, direncanakan, Indonesia yang diwakili Pertamina akan membeli minyak dari perusahaan minyak nasional Angola, Sonangol EP.
Menteri Energi Sudirman Said mengatakan pembelian minyak dari Angola ini dapat menghemat pengeluaran negara sebesar USD 2,5 juta atau sekitar Rp 30 triliun per tahun.

Akan tetapi, hal berbeda terlihat dari respons teknis oleh Sonangol Asia per tanggal 20 November 2014, yang menjawab surat Pertamina per tanggal 18 November 2014 mengenai "Counter To The Proposed Contractual Volume 2015". Sonangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon USD 15 /bbl tidak dapat diberikan dan masih mengacu pada normal-market price.

Untuk itu pemerintah harus tegas memeriksa lagi soal tindak lanjut dalam pembicaraan soal kontrak Sonangol ini. Jika tak sesuai kesepakatan atau perjanjian awal, wajib ditolak. Jangan sampai kesepakatan yang ada, justru membuka celah bagi masuknya broker-broker migas baru yang berpotensi menguatkan jejaring mafia migas baru.

Di harapkan sekali kita masyarakat dan DPR RI harus kritis dan mengawasi pola kerjasama pembelian atau pengelolaan migas, termasuk dalam kasus Sonangol ini. Sebab para mafia dan jejaringnya terus berusaha keras untuk membuka celah baru untuk eksistensi mereka. Jika benar Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan diskon sekitar 25 persen, kita perlu mempertanyakan apa pertimbangannya dan apa kepentingannya.




Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Dono Ngeyel. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top